Rajapena.com, Medan | Sebagai salah satu lembaga penegak hukum yang bisa dikatakan terbesar di dunia, FBI (Federal Bureau of Investigation) mempunyai jejaring internasional bersama dengan lembaga penegak hukum negara lainnya, FBI juga mempunyai sebuah National Academy yang setiap tahunnya mengundang penegak hukum dari berbagai belahan dunia untuk mengikuti pendidikan selama 3 bulan yang terpusat di FBI Academy di Quantico, Virginia, Amerika Serikat. Pendidikan selama 3 bulan tersebut terdiri dari pelajaran akademis di kelas dan juga pelajaran praktik di lapangan. Tujuan dari diadakannya FBI National Academy ini adalah untuk memperkuat jejaring penegak hukum di seluruh dunia untuk memerangi kejahatan yang dalam perkembangannya semakin pesat dan seolah-olah sudah tidak mempunyai batas lagi dimana pelaku dalam merencakan dan melakukan kejahatannya kini telah bersifat lintas negara.
Untuk memastikan tujuan tersebut dapat terlaksana, FBI setiap tahunnya mengadakan konferensi dengan mengundang alumni-alumni dari FBI National Academy yang merupakan penegak hukum dari berbagai belahan dunia untuk berkumpul bersama dan melakukan diskusi terkait dengan perkembangan-perkembangan kejahatan di beberapa negara yang dianggap cukup menarik serta berbagi pengalaman dengan tujuan untuk berbagi solusi dalam penanganannya.
Menariknya, seperti sebuah adagium yang berbunyi, “Old Soldier Never Dies”, FBI Conference ini juga turut mengundang pensiunan (retired) penegak hukum dari negara-negara lainnya, semuanya bergabung dalam sebuah konferensi yang dikemas dengan apik dan menarik.
Tahun ini (2023), Malaysia menjadi tuan rumah dari FBI Asia Pacific Conference, dengan Datuk TS. Ahmad Ramdzan Bin Daud, sebagai Presiden FBI Asia Chapter 2023. Konferensi ini diadakan pada tanggal 26 Juni sampai dengan 30 Juni di area Sunway Resort, Kuala Lumpur. Sebagai informasi, Indonesia pernah menjadi tuan rumah untuk FBI Conference ini pada tahun 2008 silam yang saat itu berlokasi di Bali dengan Komjen Pol. Drs. Nanan Sukarna sebagai salah satu Alumni dari FBI National Academy, yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia saat itu. Direncanakan Vietnam akan menjadi tuan rumah untuk FBI Asia PAcific Conference pada tahun 2024 yang akan datang, kemudian diikuti oleh Korea Selatan dan kemudian Indonesia kembali untuk tuan rumah masing-masing tahun 2025 dan 2026 yang akan datang.
Pada konferensi tahun ini di Malaysia, berdasarkan undangan dari Markas Besar FBI di Washington, Mabes Polri mengirimkan 6 orang delegasinya yakni, Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwiharnanto, S.I.K., M.Hum, Kombes Pol. Dasuki Herlambang, S.I.K., M.H, Kombes Pol. Ratno Kuncoro, S.I.K., M.Si, AKBP Dhany Aryanda, S.I.K, Kompol Rovan Richard Mahenu, S.I.K., M.Si serta Kompol Malvino Edward Yusticia, S.H., S.I.K., M.H, M.S.S.
Sejumlah isu strategis menjadi topik pembahasan yang dipresentasikan dalam FBI Asia-Pacific Conference Malaysia tahun 2023 ini, seperti mengenai "Information Operations and Irregular Threats", " Serured, Securely", "Cyber Threat Landscape & Recent Trends", "Sri Lanka Easter Day Bombing", "The Role of (Quasi) Non-State Actor in Malign State Influence", "International Collaboration on Combating Shu Zu Pan", "The Fugitive: Cooperation Between FBI and Indonesian National Police (Polri)", "Insider Threat" hingga "International Cooperation in Criminal Investigation".
Dengan diadakannya kegiatan FBI Asia-Pacific Conference ini diharapkan kedepannya tercipta hubungan dan jaringan penegakan hukum yang kian sinergis antara para penegak hukum di berbagai belahan negara, sehingga dapat mengoptimalkan Law Enforcement atau Penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan lintas batas negara yang saat ini semakin marak dan pergerakannya kian terorganisir.(Leodepari)