Makassar, Rajapena.com ,-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta perguruan tinggi untuk ikut merespons persoalan pangan yang menjadi krisis dalam beberapa waktu terakhir.
Mentan SYL mengatakan, perguruan tinggi mesti menciptakan ekosistem bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi, ikut mendorong percepatan hilirisasi pertanian.
Hal itu diungkapkan saat melakukan orasi ilmiah di acara Dies Natalis Universitas Hasanuddin (Unhas) ke-66 dengan judul Menjaga Kekuatan Nalar dan Gengsi Kultural, Mewujudkan Unhas di Kawasan Timur Indonesia (KTI) Menjadi Pilar Menuju Indonesia Maju, Mandiri dan Modern di Tengah Krisis Global yang dilangsungkan mulai pukul 09.00 Wita di Gedung Baruga A.P. Pettarani, Kampus Tamalanrea, Makassar, dan terhubung secara daring melalui zoom meeting dan youtobe Unhas, Sabtu (10/09)..
Dalam kesempatan itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa nalar merupakan basis kekuatan sebuah perguruan tinggi termasuk Universitas hasanuddin.
"Perguruan tinggi seperti Unhas diisi oleh insan akademik yang berkualifikasi tinggi.
"Kekuatan nalar bermakna sebagai kekuatan untuk melihat suatu realitas dalam basis kebenaran ilmiah.
"Kebenaran ini menurut SYL adalah kaidah koherensi, korespondensi dan pragmatis,. katanya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa, "Salah satu tanggungjawab perguruan tinggi adalah membangun dan menghasilkan benih nalar yang paripurna.
"Nalar yang paripurna hadir dari hati yang bersih dan memiliki idealisme kuat dan mendasar.
"Perguruan tinggi harus menjadi pengemudi yang menumbuhkan visi dan misi sosial sebagai landasan kehidupan masyarakat.
Selain kemampuan nalar, SYL juga menekankan pada penguatan kebudayaan.
Ia menjelaskan, masyarakat Sulsel yang merupakan lingkungan terdekat Unhas memiliki sistem nilai dan norma atau karakter budaya yang menjadikannya disegani oleh suku bangsa lain di Indonesia, bahkan dunia.
Pada tantangan yang semakin berat, SYL menyakini Unhas mampu tampil membangkitkan kekuatan nalar dan gengsi kultural sebagai landasan menuju Indonesia maju, mandiri dan modern guna menjawab tantangan global.
"Unhas sebagai perguruan tinggi pada kawasan timur Indonesia telah menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang terbukti mampu melahirkan sumber daya manusia berkualitas dengan bingkai akademi intelektual mumpuni.
"Unhas juga telah berkiprah melahirkan sosok yang mempunyai kemampuan berkiprah memajukan ekonomi dan menata politik kebangsaan," jelas SYL.
Menurutnya, banyak SDM pada kawasan timur Indonesia yang mampu mengisi posisi strategi nasional.
"Hal ini terlihat dari memimpinnya di lembaga tinggi negara, bahkan menteri hingga presiden dan wakil presiden.
"Dengan berbagai potensi akademik, inovasi dan infrastruktur yang dimiliki, Unhas sebagai pendidikan tinggi terkemuka mampu mewarnai KTI menjadi salah satu penopang utama pembangunan nasional wilayah timur, sebut SYL.
Mentan SYL menegaskan bahwa, "Dalam menghadapi krisis global yang berdampak langsung pada pangan, telah melakukan sejumlah mitigasi dan beberapa bentuk upaya guna mengurangi bahkan menghapus kemungkinan kerugian yang akan terjadi akibat krisis.
"Salah satunya terus mendorong tumbuhnya peningkatan kemampuan adaptasi staf Kementan dan masyarakat luas, terutama petani, agar adaptif dengan perubahan lingkungan yang ada.
"Untuk itu pendekatan yang saya gunakan adalah melalui penguatan jejaring kerja (network,- red) dan kolaborasi.
"Penguatan jejaring kerja (network) dengan pemangku kepentingan, melibatkan semua komponen antara lain pemerintah daerah, swasta, BUMN, UMKM, pelaku usaha pangan dan pertanian lainnya bahkan lembaga pembiayaan dan lembaga pendidikan untuk penguatan ekosistem pangan dan pertanian," katanya.
"Oleh karena itu, penting kita dorong perguruan tinggi untuk membentuk Badan Usaha Pertanian Kampus.
"Badan usaha ini diharapkan dapat memperpendek rantai pasok komoditi pangan sekaligus instrumen penguatan ekosistem pangan dan pertanian.
"Program KUR akan menjadi pilihan bagi badan-badan ini untuk permodalannya," tuturnya.
Mentan SYL menuturkan ke depan tantangan pembangunan pertanian makin besar, sebab sudah terjadi di berbagai negara, yakni terjadi kenaikan harga energi, pupuk, gangguan iklim global dan kebijakan pembatasan ekspor negara eksportir makin meningkatkan risiko tersebut.
"Hal itu untuk mengantisipasi agar ancaman krisis pangan tidak terjadi di Indonesia, tandasnya.
Ditempat terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh bermasalah, pertanian tidak boleh berhenti, katanya.
"Oleh sebab itu, petani dan penyuluh selalu turun ke lapangan untuk memastikan produksi pertanian bisa tetap berjalan.
"Penyedia sentral pangan telah melakukan restriksi, beberapa negara mengalami inflasi dan harga beberapa komoditas pangan yang melejit.
"Tidak itu saja, tingkat inflasi luar biasa. Kondisi saat ini menuntut kerja yang luar biasa," ujar Dedi.
"Kita harapkan dapat saling bersinergi dengan konsep pentahelix atau multipihak, termasuk perguruan tinggi, badan atau pelaku usaha, pemerintah, akademisi, serta masyarakat, dalam menciptakan lumbung pangan baru dan mencapai ketahanan pangan nasional, Pungkas Dedi.
Penta helix merupakan perluasan dari strategi triple helix dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat maupun lembaga-lembaga non profit dalam rangka mewujudkan inovasi.
Melalui kolaborasi sinergis tersebut diharapkan terwujud suatu inovasi yang didukung oleh berbagai sumberdaya yang berinteraksi secara sinergis.
(Tim humas bbpp-bk/ Ilham. AL)