Jayapura, Rajapena.com, - Presiden Joko Widodo meresmikan Akademi Sepak Bola Papua/Papua Football Academy (PFA) di Stadion Utama Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (31/8/2022) pagi.
Menurut Presiden, pembentukan PFA adalah permintaannya yang disampaikan kepada PT. Freeport Indonesia (PTFI) sebagai tanggung jawab perusahaan multinasional tersebut untuk ikut mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua.
"November tahun lalu, setelah pembukaan PON, saya undang Dirut PTFI untuk datang ke hotel. Saat itu saya sampaikan (minta) komitmen PTFI untuk pembangunan SDM di Papua dan saya minta dibangun akademi sepakbola dan hari ini sudah ada PFA," ujarnya di Jayapura, Rabu.
Sepak bola dipilih karena Papua dikenal sebagai wilayah yang selalu bisa melahirkan pemain-pemain berbakat untuk Indonesia.
Presiden menyebut beberapa nama legenda asal Papua yang pernah mengharumkan nama Indonesia, mulai dari Rully Nere, Aples Tecuari, hingga Boaz Solossa.
Karenanya, dengan telah terpilihnya 30 anak Papua yang akan masuk PFA selama tiga tahun, Presiden berharap akan ada nama-nama pesepakbola baru yang bisa memperkuat Tim Nasional Indonesia.
"Tanah Papua telah melahirkan talenta-talenta yang berbakat. 30 anak ini adalah bibit-bibit talenta yang berbakat. Mereka juga akan disiapkan sekolah formalnya sehingga mereka tidak hanya memiliki karakter yang kuat, tetapi juga pandai," tutur Presiden yang juga didampingi sang istri Iriana Joko Widodo.
Sementara Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan, Papua Football Academy merupakan wadah bagi putra Papua untuk menimba ilmu sepak bola sambil menjalankan pendidikan formal yang disiapkan dalam program ini.
Siswa disiapkan menjadi individu yang kompetitif, kreatif, dan berdaya saing.
Adapun inisiasi PT. FI mendirikan PFA terinspirasi dari kesuksesan Provinsi Papua menggelar PON XX tahun 2021, serta komitmen dalam investasi sosial membantu mengembangkan sumber daya manusia Papua, melalui olahraga sepak bola.
Toni Wenas berharap PFA dapat mengembalikan kejayaan olah raga sepak bola di Papua, serta membangun talenta-talenta muda Papua lebih yang lebih profesional dalam dunia olah raga.
“Dalam program PFA, kami menekankan pada tiga hal dalam pembentukan karakter peserta program, yakni kesempatan, harapan, dan kegembiraan.
"Kami memberikan pendidikan dan optimalisasi talenta anak Papua menjadi pemain sepak bola yang berintelegensi, kompetitif, percaya diri, dan adaptif. Serta berpeluang menjadi pemain sepak bola profesional di Tanah Air dan di kancah dunia,” tutur Tony Wenas.
Direktur PFA, Wolfgang Pikal, menambahkan, pelatihan dalam akademi disusun dengan pertimbangan sains olahraga secara menyeluruh yakni aspek teknis sepak bola, analisis, nutrisi, psikologi dalam olahraga, fisiologi, dan penanganan cedera.
Sekolah formal dan kursus keterampilan merupakan salah satu faktor penilaian bagi perkembangan siswa serta dibawakan dengan cara pengajaran yang kreatif dan inovatif.
Filosofi Sepakbola Indonesia (Filanesia) menjadi dasar kurikulum dari Papua Football Academy. Pembelajaran akan teknik dan kecerdasan dalam sepak bola.
“Akademi dijalankan sesuai implementasi FIFA Children Safeguarding Principles, untuk memastikan kenyamanan bermain sepak bola bagi pemain usia muda,” ucap Wolfgang.
Untuk tahun pertama PFA, sebanyak 30 putra Papua terpilih melalui seleksi pencarian bakat yang kompetitif dan transparan di tiga kota, yakni Timika, Merauke, dan Jayapura pada Juni 2022. Seluruh siswa mendapatkan beasiswa penuh untuk belajar sepak bola selama dua tahun.
Seluruh siswa tinggal di asrama yang dikelola secara profesional dan berlatih di fasilitas terbaik di Mimika Sports Complex yang dibangun PTFI.
Selain menjalani latihan sepak bola dengan baik, siswa tetap mengikuti proses pendidikan dengan nyaman di ruang belajar yang disiapkan secara khusus. Di asrama juga tersedia ruang rekreasi dan kebugaran.
(Resi/**)